Motivation Story by Rara
Diasa
Postingan
kali ini tidak akan menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan ambisi saya didunia
‘menjual baju’. Kali ini saya ingin mengangkat sekilas cerita tentang seorang
wanita yang bisa menjadi panutan bagi siapapun yang tersentuh setelah membaca
kisahnya. Termasuk saya.
Apa yang
membuat beliau begitu hebat? Mengapa saya ingin sekali membagikan kisah ini
kepada Anda??
Saya ingin
Anda menyimak baik-baik setiap bait kata yang akan saya gunakan dalam
mendeskrisikan seorang VDM. Lalu jatuh cintalah kepadanya. Jadikan kisahnya
sebagai panutan dalam menghadapi perjalanan hidup ini, yang tidak selamanya berada
dibawah pun tidak selamanya diatas.
Veena Devi Mutiram. Saya mengenal Beliau ketika masih menjadi siswa disalah satu sekolah Fashion Design di kota Bandung. Impresi pertama ketika melihat Beliau saya melihat wanita anggun yang lemah lembut, tenang dan teratur. Namun seiring berjalannya waktu, saya semakin dekat dengan Beliau. And she is definitely the ‘Cool exterior, Fire below’ kinda woman. Airlaut yang tenang tidak akan bisa terukur kedalamannya kecuali kita menyelam sampai kepalungnya.
40 tahun
berlayar mengarungi lautan kehidupan, seperempat hidup dilalui dengan berteman
baik bersama Lupus yang mencintai tubuhnya. Lupus? Apa itu? Saya tidak dapat mendeskripsikan secara detail,
tapi menurut pemahaman yang saya ketahui, lupus
adalah fenomena dimana bala tentara dalam tubuh yang bertugas melindungi
tubuh dari serangan pihak luar, malah balik menyerang organ tubuh sendiri
karena pengaruhnya yang terlalu kuat. Biasanya karena faktor gen keturunan.
Bisakah Anda bayangkan apa yang terjadi saat antibodi yang seharusnya menjadi pelindung tubuh malah berniat menghancurkan tubuh sendiri? Pernahkah Anda bayangkan memasuki ruang operasi untuk mengangkat organ tubuh Anda keluar, lalu dipasangkan kembali kedalam tubuh, bukan hanya sekali namun berkala, belasan bahkan puluhan kali terjadi? Apapun yang Anda bayangkan, Veena Devi Mutiram telah melaluinya, and she is still fighting it.
Dua Bulan lalu Beliau beserta rekan Odapus
lainnya (orang dengan lupus) berhasil
menaklukan puncak Everest. Salah satu
gunung tertinggi yang sangat terkenal dengan iklim yang dapat membekukan aliran
darah, telah takluk dibawah kaki orang dengan lupus! Spektakuler sekali bukan? Mereka bukan hanya membuktikan
pada diri sendiri juga kepada seluruh dunia yang menyaksikan bahwa terkadang kita
harus menerima ketidaksempurnaan bukan untuk menjadi sempurna namun menjadi
manusia yang selalu bersyukur atas segala kebaikan yang dilimpahkan dalam hidup
kita.
Kisah ini
mengingatkan saya bahwa VDM tidak pernah menyerah kalah dalam kekurangan bahkan
Beliau merubahnya menjadi kekuatan yang sangat hebat untuk menaklukan semua
rintangan dalam hidupnya. Juga sebagai pukulan telak mengingat diri sendiri
yang sering lupa bersyukur terhadap nikmat dan semua kebaikan yang diberikan
oleh Allah SWT kepada saya. Sungguh sesuatu yang tidak bisa dibanggakan.
Ketangguhan orang-orang
dengan lupus ini juga menarik minat
media di Indonesia, salah duanya adalah acara televisi yang dibawakan oleh Dedy
Corbuzier serta Sarah Sechan. Anda bisa mencari link video episodenya di youtube.com.
Cukup sekian
secuil kisah yang saya ingin Anda mengetahuinya. Agar kita sama-sama menjadi
manusia yang selalu bersyukur atas semua rahmat dan karunia dalam hidup yang
tidak bisa dihitung banyaknya.
Jangan pernah menyalahkan ketidaksempurnaan. Jangan
pernah menyerah pada kekurangan. Berusaha saja agar menjadi lebih baik. Ingatlah
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan tiada satu hal terjadi didunia tanpa
izin Allah SWT.
Wassalam.
This photo was taken right after VDM had her therapy for the Lupus |
There’s no perfect world, life, or situation. It’s only how you perceive things and act upon them. Stay positif and keep your head up! :)
ReplyDeleteinsyaAllah :)
ReplyDelete